JAKARTA, TAHUDA.COM - Presiden Republik Indonesia menetapkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Tahun 1447 Hijriah/2026 M melalui Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2025. Keputusan yang ditandatangani pada 13 November 2025 itu memuat besaran biaya haji berdasarkan 14 embarkasi di seluruh Indonesia.
BPIH yang bersumber dari Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) dan nilai manfaat ditetapkan bervariasi. Pemerintah mencatat total biaya per jemaah sebagai berikut:
1. Aceh Rp78.324.981
2. Medan Rp79.379.071
3. Batam Rp87.380.981
4. Padang Rp81.085.481
5. Palembang Rp87.422.481
6. Jakarta Rp91.758.281
7. Solo Rp86.448.981
8. Surabaya Rp93.860.981
9. Balikpapan Rp88.791.481
10. Banjarmasin Rp88.754.481
11. Makassar Rp89.108.738
12. Lombok Rp88.167.381
13. Kertajati Rp91.774.581
14. Yogyakarta Rp86.170.981
Adapun Bipih yang wajib dibayar jemaah haji reguler juga berbeda per embarkasi, yakni:
1. Aceh Rp45.109.422
2. Medan Rp46.163.512
3. Batam Rp54.125.422
4. Padang Rp47.869.922
5. Palembang Rp54.206.922
6. Jakarta Rp58.542.722
7. Solo Rp53.233.422
8. Surabaya Rp60.645.422
9. Balikpapan Rp55.575.922
10. Banjarmasin Rp55.538.922
11. Makassar Rp55.893.179
12. Lombok Rp54.951.822
13. Kertajati Rp58.559.022
14. Yogyakarta Rp52.955.422
Pemerintah menutupi selisih antara Bipih dan total BPIH melalui nilai manfaat dana haji. Dana tersebut dialokasikan untuk layanan konsumsi, transportasi, pelindungan jemaah, dokumen perjalanan, hingga layanan puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina.
Keppres menetegaskan bahwa pelaksanaan teknis pengelolaan biaya haji selanjutnya diatur oleh Menteri Haji dan Umrah. Keputusan berlaku sejak tanggal ditetapkan.
